Presiden Reuven Rivlin menyatakan permintaan maaf terhadap warga Israel akibat kegagalan pemerintah membendung pandemi virus corona pada September 2020.
Pernyataan itu diutarakan Rivlin ketika Israel menerapkan penguncian wilayah (lockdown) akibat lonjakan penularan dan kematian akibat Covid-19.
"Saya menyadari bahwa kami belum banyak melakukan apa-apa sebagai pemimpin yang pantas mendapat perhatian Anda. Anda percaya kami, dan kami mengecewakan Anda," kata Rivlin dalam pidato yang disiarkan televisi nasional seperti dikutip Times of Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pidato itu, Rivlin mengaku memahami kecemasan yang dirasakan warga Israel akibat penerapan lockdown.
Saat itu, ia bahkan meminta maaf karena sempat merayakan Hari Paskah dengan salah satu putrinya di tengah penerapan jam malam yang ketat di Israel. Saat itu, Israel tengah menerapkan jam malam dan mengimbau warga agar tidak menggelar perkumpulan bahkan pertemuan keluarga sekali pun.
"Kesepian yang saya rasakan tidak lebih menyakitkan dari pada kesepian yang dialami banyak dari Anda semua-yang sangat berhati-hati dalam mengikuti instruksi pemerintah," papar Rivlin.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga turut menyampaikan permintaan maaf atas kasus dan kematian akibat virus corona yang terus bertambah. Dalam konferensi pers Rabu (27/1), Johnson menyampaikan permintaan maafnya.
"Saya sangat menyesal atas setiap nyawa yang telah meninggal dan tentu saja, sebagai perdana menteri saya bertanggung jawab penuh atas semua yang telah dilakukan pemerintah," ujar Johnson ketika angka kematian akibat Covid-19 di Inggris melampaui 100 ribu jiwa.
Kepala Komisi Uni Eropa, Urusula von der Leyen, menyatakan permintaan maaf kepada Italia karena solidaritas yang minim dari blok tersebut dalam membantu Roma menangani pandemi virus corona pada April 2020.
Saat itu, Italia menjadi negara dengan kasus corona tertinggi di Eropa dan menjadi pusat penyebaran virus serupa SARS itu di kawasan.
Urusula berjanji bahwa Uni Eropa akan memberikan bantuan yang lebih besar lagi kepada Italia.
Melalui sebuah surat yang diterbitkan harian Italia, La Repubblica, Urusula mengatakan terlalu banyak negara anggota Uni Eropa yang sibuk berfokus menangani masalah mereka sendiri di tengah pandemi corona.
"Mereka tidak menyadari bahwa kita hanya bisa mengalahkan pandemi ini bersama-sama, sebagai sebuah persatuan. Hari ini, Eropa bersatu mendukung Italia," kata Urusula seperti dilansir France24.
(rds/ayp)